positiflah yang dapat menghindari pertanyaan kapan akhir dari keberlangsungan manusia untuk hidup, karena kehidupan ini adalah proses mencapai kehidupan yang hakiki tanpa adanya kenegatifan yang trjadi nantinya, maka wajarlah
jika sang Maha Pencipta mengarah kan manusia untuk menjadi yang terbaik dengan menjadikan Al Qur'an dan Hadits sebagai undang-undang dalam menjalani kehidupan agar dapat menikmati kehidupan yang baik nantinya.
Slah satu sikap yg direkomendasikn dalam undang-undang tersebut adalah sikap merendah diri, merendah diri itupun harus karena Allah SWT dan bukan karena makhluk lainnya atau mengharapkn
pujian dari orang lain yang pada
hakikatnya pujian tersebut hanyalah milik Allah SWT.
Merendah diri kepada Allah tidak
akan menjadikan derajat manusia rendah dan hina dalam kehidupan nya, bahkan sebaliknya yaitu akan
mengangkat derajat manusia pada tingkat keridloan Allah, dalm artian sikap merendah diri adalah upaya pendekatan diri kepada Allah yang akan mendapat respon positif dari
Allah, sebagaimana sabda
Rasulullah saw:
Siapa yang merendah diri kepada Allah, maka Allah akan mengangkat
kedudukannya yang tinggi dan
mulia" (Riwayat Abu Nu'aim)\
Pada kenyataannya, masih banyak manusia yang lupa akan sikap merendah diri tersebut, bgi mereka merendah diri hanya kepada Allah dengan melakukan sholat saja, ternyata tidk. Merendah diri kepada
Allah SWT adalah sikap yang tidak mengambil hak Allah sebagai Maha Pencipta, Maha Benar, Maha atas segala daya upaya di dunia dan akherat. Jadi manusia yg merendah diri tidak boleh merasa benar sendiri, sehingga dengan mudah memvonis orang lain salh, kafir, murtad dan lain sebagainya.
Karena orang yang masih dalam proses menjalani kehidupannya bukanlah akhir dari segala perbuatannya, tidak menutup kemungkinan seiring dengan perjalanan waktu akan berubah dan lebih baik serta tidak menutup kemungkinan juga bagi yang merasa benar suatu saat akan lebih buruk dari orang yang dia vonis. Dapat diambil hikmah cerita seorang
pelacur yang masuk surga?bertahun-tahun dia menjalani
kehidupannya dengan penuh dosa dan menjadi hinaan masyarakat, akhirnya dengan waktu singkat ia mendapatkan surganya Allah karena
keikhlasannya memberikan
minuman kepada anjing yang
kehausan. Tidak sedikit juga,
orang yang merasa baik dan
benar dalam beribadah tapi
malah mendapatkan murka
Allah SWT. Naudzubillahi min
dzalik....
Bermacam-macam perbedaan dlam menyikapi hidup, tapi bukan berarti akhir dari hidup juga berbeda atau sebaliknya, tidak semua kesamaan manusia dalam beribadah kepada Allah akan memiliki kesamaan
derajatnya dihadapan Allah. Maka, sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan dalam bermuamalah, beribadah dan beraqidah kita dituntut untuk merendah diri kepada Allah dengan tidak semena-mena kepada orang yang memiliki
perbedaan dengan kita, karena
pada hakikatnya perbedaan adalah Rahmt dari Allah untuk mnyatukan manusia dan saling menghargai satu sama lain alat pencapaiannya.
Semoga Bermanfaat..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar