Nafsu, selalu mengejar dan memburu setiap pelaku-pelaku, dalam
kehidupan yang fana dan semu" kamilah anak alam
semesta merakit tiang dalam ilusi yang
fana merasuki di dalam setiap
jiwa sebagai perhiasan dan juga bencana bagi setiap manusia sebagai
Ciptaan-Nya Lalu muncullah nafsu diri dari dalam bumi dan menelan
kemanusiaan. Lalu dari sana nyala api, Lalu dari sana bubuk mesiu, Lalu
dari sanalah darah. Mereka datang memotong jiwa kasih kita dan membunuh
kasih sayang manusia dan mengalirlah, darah-darah orang tak berdosa
Mengalir seadanya, seada- adanya darah sesama lalu Lihatlah nafsu itu,
dia datang sebagai tamu Kemudian menjadi tuan rumah bagimu, Lalu
menjelma menjadi penguasa kejam bagi dirimu Dialah raja sekaligus
budakmu Sebagaimana dia mengangkat kehormatanmu Begitu pula dia
menghancurkanmu Bertekuk lutut, menjajahmu, memperkosamu Menimbunmu,
menghempaskanmu Kedalam lembah kehinaanmu mereka adalah serigala yang
nantinya akan disingkirkan serigala pula Batu hendak digigit dan
diludahi lidah api Ular berbisa yang dibenci ular berbisa! Wahai
penguasa-penguasa Wahai Pengkhianat bangsa karena nafsu Rumah rakyatmu
hancur, tengoklah bangsa ini lebur, lihatlah Dan dari setiap rumah yang
hancur bukan bunga yang mekar, tapi memancar logam yang terbakar. Dari
setiap lubang bom di negeri ini Tumbuh lagi kelak: Rakyat. Dari setiap
peluru kejahatan kelak lahir sebuah tempat, suatu saat, yang ditemukan
di hatimu. mereka akan kembali mengirimkan darah darah rakyat yang
bangkit menentangmu membenamkanmu ke satu- satunya dalam ombak
kebanggaan dan pisau kelaparan! Tapi engkau adalah anak alam semesta
Kaulah yang akan menentang nafsu itu Engkau tidak akan masuk dalam
perangkapnya Tidak juga untuk dijinakkannya Karena rumahmu bukanlah
sebuah sangkar Tapi tiang layar sebuah kapal Untuk melayari menyebrangi
lautan luas Menuju negeri bahagia Adakalanya engkau letih, merintih,
tertatih Tapi engkau tidak akan melipat sayap-sayapmu Untuk dapat
melewati pintu- pintumu Tidak juga akan menundukkan kepalamu Karena
takut terantuk langit- langit Tidak akan merendahkan dirimu dalam
lembah penderitaan Tidak...! Tidak seperti itu... Engkau tidak akan
menyerah Karena engkau adalah anak alam semesta Yang membentang sauh,
melayari samudera lepas Menuju keindahan menuntun hati Betapa dambaku
lembah menjadi jalan rayamu Dan jalur hijau itu menjadi gerbangmu
Terangi jalan menyusuri Cahaya-MU Menuju Taman Firdaus-MU
(BC&JM&JS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar