web widgets

Bagaimanakah caranya mencintai Rasulullah Saw


 Cinta adalah sebuah ungkapan yg sangat indah dalam kehidupan manusia, dengan cinta manusia bisa sengsara dan dengan cinta pula manusia bisa bahagia, bahkan surga bisa diraih dengan cinta, yaitu cinta yang hakiki kepada manusia terpilih Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ( SAW).  

Seseorang yang sedang jatuh cinta, biasanya akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencari jalan bagaimana caranya

agar yang dia cintai itu membalas cintanya. Ia pasti akan berusaha mneghadirkan apa yang disukai oleh yang dia cintai. Setelah dia tahu tentu saja dia akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhinya sampai yng dia cintai itu membalas cintanya. Bukan itu saja, dia juga akan selalu berusaha agar cinta yg telah dia peroleh dengan susah payah itu tetap langgeng dan terus meningkat.

Jika dia cinta betul kpd seseorang, saya yakin dia selalu berusaha mementingkan seseorang itu tanpa memperhatikan kepentingan dirinya sendiri. Mencintai Nabi SAW adalah kewajiban. Sebaliknya, tidak mencintai beliau apalagi sampai membenci beliau adalah sebuah kemaksiatan. Apalagi Allah SWT telah menyandingkan kecintaan kepada Nabi SAW dngan kecintaan kepada-Nya. Allah bahkan telah mencela orang yang mencintai sesuatu melebihi kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya:

Katakanlah (wahai Muhammad), Jika bapak- bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri (atau suami-suami) dan kaum keluarga kelian, juga harta yang kalian usahakan dan perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allh mendatang kan keputusan-Nya (azab)-Nya. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang fasik (durhaka). (QS at-Taubah : 24).

Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah SAW, Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab,

T idak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai dripada dirimu sndiri .Maka berkatalah Umar, Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripda diriku sndiri! (HR. Al-Bukhri).Fadilah (keutamaan) mencintai Rasulullah SAW Bnyk skali keuta maan yang didapatkan kalau seseorang mencintai Rasulullah SAW, di antaranya:  

1. Cinta kepada Nabi SAW adalah bagian dari kesempurnaan iman dan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits :

Demi Allah, salah seorang dari klian tidak akan dianggp berimn hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh manusia. ” (HR. Al-Bukhari)  

2. Akn bersama Rasulullah SAW di Akhirat, sebagaimana hadits yang diwayatkan oleh Anas bin Malik RA, Ada sseorng yg bertanya kpda Nabi SAW tentng hari kiamat, Kapankah kiamat datang? Nabi pun SAW menjawb, Apa yg tlah engkau persiapkan untk menghadapinya?
Orang itu menjawab,

Wahai Rasulullah, aku belum mem persiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya SAW .

Maka Rsulullah SAW pun bersabda, Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai. Anas pun berkata, Kami tidak lebih bahagia daripada mendengarkan sabda Nabi SAW, Engkau akan bersama orang yang egkau cintai. Anas kmbali brkata, Aku mncintai Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar, maka aku berharap akan bisa brsama mreka (di hari kiamat), dengan cintaku ini kepada mereka, meskipun aku sendiri belum (bisa) beramal sebanyak amalan mereka. (HR. Al-Bukhari)  

3. Akn mrasakn manisnya iman, sebagaimana Hadits dari Anas bin Malik ra., dari Nabi saw., beliau brsbda: Ada tiga hal, barang siapa melaksanakan ketiga- tiganya maka ia akan merasakan kelezatan iman: Orang yang mencintai Allah dan Rasul- Nya melebihi cinta kpda yang lain, orang yang mencintai orang lain hanya karena Allah dan orang yang benci untuk kembali kekafiran sebagaimana benci untuk masuk ke dalam neraka. "(HR. Bukhari).   Arti manisnya iman seba gaimana yang telah disebutkan oleh para ulama adalah merasakan lezatnya segala ketaatan dan siap menunaikan beban agama serta mengutamakan itu daripada sluruh materi dunia.    

Cara mencintai Rasulullah SAW  
Banyak orang yang mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi mereka tidak tahu hakekatnya, bentuk serta konsekuensi dari cinta tersebut. Cinta Rasulullah adalah bagian dari cinta Allah, karena ia adalah cinta karena Allah dan di jalan Allah, hal itu karena kecintaan kepada Allah menuntut konsekwensi mencintai semua yang Allah cintai, sedangkan Allh mencintai nabi dan kekasihNya Muhammad SAW, shingga kcintaan kepada Rasulullah SAW adlh cbang  dari kecintaan  terhadap Allah. Semua itu telah dicontohkan oleh generasi terbaik sehingga sepatut nyalah manusia yang ingin menda patkan kebahagian di dunia dan di akhirat mncontoh mreka. Diantara cara mencintai Rsulullh SAW sesuai Syari'at Islam serta yang telah dicontohkan oleh para salaf ash-sholih adalah:  

1. Mentauhidkn Allh   Hikmh utama diutusnya rasul termasuk Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyeru manusia kembali kepada tauhid yang murni dan mnentang syirik. Sebagaimana Firman Allah SWT:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus di kalangan tiap-tiap umat seorang rasul (agar menyeru mereka). Hndaklh kamu mnyembah Allah dan jauhi Taghut. ( QS al-Nahl : 36)  

2. Mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan menjauhi larangannya, karena orang yang mencintai seseorang, maka akn mntaatinya. Tidak dapat dipungkiri bhwa orang akan selalu taat kepada orng yang dicintainya, dia berusaha melakukan apa saja yang diinginkan oleh sekasihnya dan menghindari segala apa saja yng dibenci olehnya. Ia merasakan kenikmatan dan kelezatan yang tidak terhingga. Begitu juga orang yng mencintai Rasulullah SAW yang mulia, selalu berusaha dengan sungguh- sungguh untuk mngikuti jejak beliau, bersegera mwujudkan perintah dan bersegera menjahui larangan beliau. Betapa banyak kita dapatkan sikap-sikap indh yng tercermin dari perilaku sahabat yang mulia dan jujur dlam mncintai Rasulullah SAW. Orng orng pecinta Rasulullah SAW bukan hanya sanggup meninggalkan suatu yang disenangi saja bhkn mreka snggup meninggalkan kebiasaannya ber tahun-tahun bahkan kebiasan yng mreka wrisi secara turun temurun, namun mereka tidak menjadikan kebiasan itu sebagai hujjah untuk menentng perintah Rasulullah SAW seperti sikap kebanyakan kaum muslimin zaman sekarang ini. Allah SWT berfirman:

Hai orang- orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepd suatu yang memberi khidupn kepada kamu, dan ketahuilah bhwa sesungguhnya Allh mmbtasi antara manusia dan hatinya dn sesung guhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan . (QS. Al Anfaal (8):24). Dlm ayat lain Allah SWT berfirman: Apa yang Rasul perintahkan kpada kalian, terimalah; apa yang Beliau larang atas kalian, tinggalkanlah . (QS al-Hasyr :7).  

3. Mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi SAW, sebagaimana firman Allah SWT: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat- Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang- orang yang ber iman, berselawatlah kamu kepada Nabi dn ucapkanlh slam penghor matan kepadanya. [QS Al-Ahzaab: 56 ].   Di dalam hadits yg diriwayat kan olehi Abu Hurairah, ia berkata:

Rasulullah SAW. pernah bersabda: ' Celakalah orang yang mendengar namaku disebut ia tidak mau ber shalawat kepadaku, celakalah orng yang pada saat bulan Ramadhan datang, lalu berlalu begitu saja sebelum memperoleh ampunan, dn celakalah orang yang mendapatkan kedua orang tuanya telah tua, tetapi tidak menjadikan ia masuk surga . (HR. Tirmidz)   Bershalawat kepadanya tidaklah lepas dari berbagai faedah dan manfaat karena bershalawat kepada Nabi merupakan faktor diperolehnya berbagai kebajikan, dikabulkannya berbagai do’a, mendapatkan syafa’at, shalawat Allah atas hambanya, keabadian cinta Nabi dan tambahannya, dan selamat dari kebakhilan.  

4. Membenci orang yang Allah dan Rasul-Nya benci, memusuhi orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, menjauhi orang yang menyalahi sunnahnya dan Syariah Islam, serta membenci semua perkara yang menyalahi Syariat. Allah swt berfirman: " Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu ialah bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka yang setia itu, Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka... (QS Al-Mujaadilah : 22).  

5. Mencintai orang-0 rang yang dicintai Nabi SAW Antra tanda cinta kepada Nabi SAW adlah men cintai mereka yang dicintai baginda seperti isteri-isterinya, ahli kluarga (ahlu al- bait) dan sahabatnya srta seluruh umat Islam yg berpegang teguh dengan ajaran baginda.  

6. Membenarkan berita-berita yang beliau sampaikan   Termasuk prinsip keimanan dan pilarnya yang utama ialh mngimani kemaksuman Nabi SAW dari dusta atau buhtan (fitnah) dn membenar kan segala yang dikabarkan beliau tentang perkara yang telah berlalu, sekarang, dan akan datang. Allah Ta’ala berfirman:

Dan tiadalah yang diucapkannya itu, menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan ( kepadanya) . (QS. An-Najm: 3-4)  

7. Beribadah kepada Allah dengan tata-cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, tanpa ditambah-tambah ataupun dikurangi. Allah SWT berfirman, “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu .” (QS. Al-Ahzab: 21).   Rasulullah SAW bersabda: “B arang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan petunjukku, maka amalan itu akan ditolak .” (HR. Muslim)  

8. Mencintai beliau SAW di atas ke cintaan kepada diri sendiri, kluarga dan seluruh manusia, dlm rangka mengamalkan firman Allah:

Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri (QS. Al Ahdzab: 6)   Sehingga bersiap mengorbankan jiwa dan harta untuk kecintaan kpadanya, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman- Nya:

Tidaklh spatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yg demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allh. Dn tidk (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orng orng kafir, dan tidak menimpakan suatu bncana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yg demikian itu suatu amal saleh.

Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (QS. At Taubah:120)  

9. Membela Rasulullah SAW tatkala Beliau masih hidup, dan membela ajarannya setelah bliau wfat. Dngan cara menghafal, memahami dn mengamalkan hadits hadits Nabi SAW. Jg mnghidupkn sunnahnya dan menyebarkannya di masyarakat. Dari 'Umar bin Abdul Aziz beliau pernah menulis surat kepada Abu Bakr bin Hazm: Perhati kanlh mana yg merupakan Hadits Rasulullah hendaklah kamu tulis karena aku khawatir musnahnya ilmu agama ini dan lenyapnya para ulama. Janganlah engkau terima riwayat selain Hadits Nabi saw. dan hendaklah kalian sebarkan ilmu Hadits ini dan hndaklh klian duduk untuk mempelajarinya smpai orng yang tidak tahu diajari sebab ilmu ini tidak akn musnh smpai menjadi barang yang asing. (HR. Bukhari)   Demikianlah sebahagian tanda dan bukti penting kecintaan kita kpda Rasulullah SAW, semoga Allah me mudahkan kita untuk memiliki dan merealisasikannya dalam kehidupn kita.  

Ya Allah Ya Rabbi,

kurniakanlah kami kalbu pecinta, cinta akan Rasul-Mu trkasih dngan sebenar-benarnya cinta sejati, yang bukan hanya pengakuan namun berupa pembuktian, yg menjadikan pertemuan dengannya sbgai sbuah kerinduan..

Referensi:1.  Huquq An-Nabi 'Ala Umatihi Fi Dha'il Kitab Was Sunnah . Dr. Muhammad Khalifah AlTamimi  

2.  Mhabbatu An-Nabi Wa Ta'zimuhu. Fahd bin Abdullah Al-Habisyi. Oleh Abdurrahman Wahid,

by : JSikurma: BC MY TEAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BLOG SAHABATKU B*C



HADITS SHAHIH
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَنْحَنِى بَعْضُنَا لِبَعْضٍ قَالَ « لاَ ». قُلْنَا أَيُعَانِقُ بَعْضُنَا بَعْضًا قَالَ لاَ وَلَكِنْ تَصَافَحُوا
Dari Anas bin Malik, Kami bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, apakah sebagian kami boleh membungkukkan badan kepada orang yang dia temui?”. Rasulullah bersabda, “Tidak boleh”. Kami bertanya lagi, “Apakah kami boleh berpelukan jika saling bertemu?”. Nabi bersabda, “Tidak boleh. Yang benar hendaknya kalian saling berjabat tangan” (HR Ibnu Majah no 3702 dan dinilai hasan oleh al Albani).

HITAM DI DAHI PERLU DI WASPADAI
SELAMAT ULANG TAHUN
14 SUMBER BEBERAPA MACAM PENYAKIT
DUA AYAT DI MALAM HARI
TAMBAHAN LAFAD SAYYIDINA
SHALAT YG PALING BERAT DI ANTARA 5 WAKTU
CARA SHALAT BAB BACAAN TASYAHUD AKHIR
LARANGAN MENCACI WAKTU/MASA
UNTUK PARA SUAMI
KESALAHAN KESALAHAN PADA SHALAT JUMA'T
DAHSYAT NYA SURAH AL-IKHLAS
TATA CARA BERDO'A SESUAI TUNTUNAN
PELIHARA JENGGOT ADALAH PERINTAH
BERBAGI CINTA DAN ILMU UNTUK KITA DAN SAHABAT
Terbentuknya Jagat Raya Menurut Pandangan Al-Quran