Makna Musibah
Makna Musibah
Ada yang berderai air mata karena ditinggal kekasih. Ada yang tidak bisa tidur karena anknya sakit.
Ada yang bangkrut karena tokonya
terbakar. Semua itu secara gmpang dikatakan orang sedang mengalami musibah.
Dan telah disepakati oleh umum
bahwa musibah ada yang besar
juga ada yang kecil.
Bagi kebanyakan orang musibah
diartikan sebagai suatu keburukan. Sehingga orang yang tertimpa musibah cenderung untuk menyalahkan diri sendiri, keluarga, lingkungan
[atau mungkin juga KPK].
Akibatnya banyak orng yg mnjadi stress, depresi, bahkan ada yang mencoba bunuh diri [walaupun ada yang berhasil ada yang tidak] kalau musibah yang menimpanya tidak kunjung usai atau datangnya
silih berganti.
Bagi sedikit orng musibah diartikan sebagai ujian. Berarti orang yang tertimpa musibah adalah orang yang sedang mendapat ujian sehingga kalau ada yang sakit penjenguknya menasihati dengan kalimat standar,
"Yang sabar ya mas/mbakyu/jeng, sampeyan (kamu/ engkau) ini sedang mendapat ujian, sebentar lagi juga sembuh." Padahal anak/orang sekolah/ kuliah yang boleh mengikuti ujian hanya yang layak, yang tidak layak tidak boleh ikut.
Bagaimana mungkin setiap orang yang tertimpa musibah selalu bermakna mendapat ujian, padahal
kelayakan uji setiap orang berbeda-beda. Bahkan kalo diibaratkan anak usia sekolah, ada yang sekolah ada yang tidak. Mana mungkin anak yang tidak bersekolah dibolehkan
mengikuti ujian, UNAS misalnya?
Makna Rumit ternyata. Begitulah.
Sebenarnya makna musibah ada
empat. Yang pertama, yang
tertinggi, seperti yang banyak
diyakini orang-orang, musibah
bermakna ujian. Orang yang
tertimpa musibah sedang diuji
oleh Tuhan, Allah SWT.
Diuji agar bisa dinaikkan derajat
ketaqwaannya. Ibarat anak skolah, diuji agar dapat diketahui layak apa tidak untuk dinaikkan ke kelas selanjutnya.
Tentu saja yang berhak atas makna ini adalah yang sedang bersekolah, yang selalu brusaha untuk menaati Allah di semua segi kehidupannya. Kalo kita dalam kondisi ini berarti
kita sedang mendapat ujian. Kalau tidak?
Yang kedua, musibah bermakna
peringatan. Orang yang sedang
tertimpa musibah sesungguhnya sedang diingatkan oleh Allah. Ini berlaku untuk orang-orang yang
biasanya bertaqwa namun saat
itu sedang tidak bertaqwa, sedang melanggar peraturan, sedang melampaui batas. Mislnya, biasanya jujur lalu coba-coba korupsi. Krena kasih sayangNya, Allah memberi musibah ke orang tersebut sebagai peringatan, agar orang tersebut kembali ke jalan yang lurus.
Yang ketiga, musibah bermakna
murka, murka Allah kepada ham baNya. Ini berlaku kepada orang Islam yang melampaui batas, yang sudah berkali-kali diperingatkan oleh Allah dengn musibah-musibah terdahulu tetapi tetap tidak mau ingat, tetap tidak mau kembali ke jalan yang lurus. Orang yang setiap
hari korupsi, setiap malam melakukan pelanggaran adalah
orng yang layak menerima musibah dengan makna ini.
Yang keempat, musibah bermakna pangeman", penjagaan dari hal-hal yg buruk. Ssorang diberi musibah oleh Allah agar keimanannya/ketaqwaannya terjaga dari pembusukan. Seorang gadis cantik, pintar, dan sholehah yg dipisahkan oleh Allah dari kekasihnya karena kekasihnya suka mlampaui batas adalah penerima musibah jenis ini. Orang tua dari anak yang dibunuh nabi Khidir adalah penerima musibah jenis ini. Begitulah,
makna musibah tergantung pada kondisi ketaqwaan seseorang kepada Allah. Orang yang sangat
bertaqwa mendapat musibah
yang bermakna pangeman atau
ujian dari Allah. Orang bertaqwa
yang sesekali melanggar aturan
mendapat peringatan, sedangkan orang Islam yang selalu berkubang dalam kemaksiatan, orang musrik, atau orng kafir tiada lain, mendapat
musibah sebagai murka dari Allah.
Jadi?
Kalo ada orang tertimpa musibah belum tentu tepat kalo kita meng hiburnya dengan mengatakan bahwa dia sedang mendapat ujian. Iya kalo dia bertaqwa? Kalo fasik? Kalo dia sedang mendapat murka Allah lalu kita mengatakan bahwa dia sedang mendapat ujian,
bukankah kita sedang menipunya kalau begitu?
Padahal seorang mukmin pantang melakukan penipuan. Kalau bisa katakanlah apa adanya, bahwa musibah mempunyai empat makna.
Makna mana yang cocok untuk dia biarkn dia sndiri yg menyimpulkan. Klo sudh disimpulkan lalu smpaikan tindak lanjutnya.
Tindak Lanjut Untuk orang yang mendapt ujian atau pangeman dari Allah, silakan minta kepada Allah agar dikuatkan hatinya dan
dimudahkan bagi dia lulus dari
ujian tersebut. Untuk orang yang mendapat peringatan aplagi murka Allah, segeralah berhenti dari jalan gelap, kembalilah ke jalan terang.
Segeralah bertobat. Kalo pernah
korupsi, kembalikan semua harta benda hasil korupsi ke negara. Biar melarat asalkan selamat di akhirat. Bukankah begitu?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BLOG SAHABATKU B*C
HADITS SHAHIH
HITAM DI DAHI PERLU DI WASPADAI
SELAMAT ULANG TAHUN
14 SUMBER BEBERAPA MACAM PENYAKIT
DUA AYAT DI MALAM HARI
TAMBAHAN LAFAD SAYYIDINA
SHALAT YG PALING BERAT DI ANTARA 5 WAKTU
CARA SHALAT BAB BACAAN TASYAHUD AKHIR
LARANGAN MENCACI WAKTU/MASA
UNTUK PARA SUAMI
KESALAHAN KESALAHAN PADA SHALAT JUMA'T
DAHSYAT NYA SURAH AL-IKHLAS
TATA CARA BERDO'A SESUAI TUNTUNAN
PELIHARA JENGGOT ADALAH PERINTAH
BERBAGI CINTA DAN ILMU UNTUK KITA DAN SAHABAT
Terbentuknya Jagat Raya Menurut Pandangan Al-Quran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar