Kearifan tidak akan datang bagaikan wahyu, akan tetapi melalui eksporasi diri secara berkesinambungan. Sehingga kearifan demi kearifan akan lahir dalam proses pembelajaran diri. Kita semua harus belajar dari hidup. Apa yang bagi kita merupakan sesuatu yang luar biasa mungkin bagi orang lain biasa-biasa saja. Sebaliknya apa yang bagi kita tidak berarti apapun mungkin bagi orang lain merupakan sesuatu yang menakjubkan. Oleh karena itu dengan membuka diri kita bisa saling belajar. Dengan belajar pencerahan demi pencerahan akan lahir. Kata belajar disini tidak hanya duduk manis di bangku sekolah. Kita bisa belajar dimanapun dan kapanpun. Karena ada banyak hal dalam hidup ini yang bisa dijadikan pelajaran. Dengan menjadikan hidup sebagai universitas terlengkap dimana setiap orang dapat belajar selama 24 jam sehari. 7 hari seminggu, 365 hari setahun dimana saja dan kapan saja di sepanjang hidup-nya . sehingga kita dapat belajar, belajar dan belajar. Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Menjadikan hidup sebagai Universitas kehidupan. Dengan belajar kepada Alam. “APA YANG BAGI KITA SANGAT BERARTI BELUM TENTU BERARTI JUGA BAGI ORANG LAIN” Maka jangan pernah mengukur diri kita dengan ukuran orang lain, tetapi terimalah dengan berlapang dada bahwa setiap orang berhak menentukan mana yang baginya berharga , mana yang tidak, sesuai dengan ukurannya sendiri bukan ukuran kita. Karena hidup bersifat dinamis dan penuh warna –warni . Tidak dapat diterjemahkan dalam satu bahasa dan satu warna saja. Hidup tidak dapat digambarkan dengan warna Hitam dan Putih saja. Orang bijak berkata : “Semakin banyak kita belajar barulah kita menyadari bahwa ternyata sedikit sekali yang kita ketahui dalam hidup ini. “ Semakin banyak kita tahu semakin tahulah kita bahwa banyak yang kita tidak tahu. Never Late to Learn ! tidak ada kata terlambat untuk belajar. Dalam proses pembelajaran diri dimana saja setiap orang dapat berinteraktif secara lansung dan terlibat , akan lahir secara alami apa yang dikatakan orang “learning State” Belajar dari Alam. Alam memiliki hukumnya sendiri, yaitu hukum keseimbangan siapa yang memberi maka dia akan menerima, tergantung apa yang diberikannya. Pada saat kita memberi , maka pada saat itu pula kita menerima. Jangan pernah menganggap bahwa kita saja yang melayani, sebenarnya orang lainpun melayani kita. Hidup adalah proses saling memberi dan menerima. Yang memberi akan menerima tergantung apa yang diberikannya. Lihatlah orang yang berjabatan tangan. Ketika tangan kita menyentuh tangan orang lain sebenarnya tangan kita pun disentuh orang lain. Sungguh pelayanan yang kita berikan tidak akan pernah sia-sia. Bahkan akan mendatangkan nilai lebih daripada apa yang kita berikan . selama kita ikhlas melakukannya. Yang menabur akan menuai, tergantung apa yang ditaburkannya. Bila kita menabur angin maka kita akan menuai badai. Bila kita hanya menerima dan tidak pernah mau memberi, maka suatu waktu apa yang ada dalam diri akan diambil secara menyakitkan, berupa petaka atau bencana alam. Manusia adalah bagian dari alam semesta.Tidak ada seorangpun yang dapat mengingkari eksistensi alam. Dan tidak ada seorangpun didunia ini yang dapat melepaskan dirinya dari Hukum alam, yaitu hukum tabur dan tuai. Belajar dari alam akan melahirkan dari diri kita beberapa hal yang dapat mempermudah jalan kita mencapai kesuksesan meraih cita-cita hidup, kebahagiaan dan pencerahan diri. Karena pengalaman hidup akan melahirkan : - Rasa percaya diri yang tinggi - Pengendalian diri - Mengalahkan egoisme - Menghapuskan emosi-emosi negatif, fobia, keangkuhan , ketamakan dan kesombongan - Mematahkan pikiran-pikiran yang membelenggu jiwa - Mengidentifikasi keyakinan- keyakinan yang mengungkung dan menghanyutkan kita ke jurang fanatisme yang keliru - Memiliki kemampuan untuk menduplikasi orang-orang yang menjadi panutan - Mampu menjaga agar tetap menjadi diri sendiri Dengan demikian kita dapat meraih kesuksesan hidup dan menikmati kebahagiaan dengan penuh rasa syukur. InsyaAllah “SELALU MENYENANGKAN JIKA KITA DI DORONG MELAKUKAN SESUATU YANG BISA KITA LAKUKAN” (George Santayana) (Saduran Bebas) BC 30092010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar