web widgets

Alqur 'an Turun tidaklah hanya untuk sbagai pajangan dan hiasan dan Ukiran/Kaligrafi

Banyak sekarang kita dapati di rumah- rumah kaum muslimin, di masjid- masjid ataupun dimajelis-majelis ukiran-ukiran atau kaligrafi-kaligrafi yang bertuliskan ayat-ayat Al Qur`an dan hadits- hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ataupun Asmaul Husna yang digantungkan padanya. Pemandangan semacam ini bukanlah hal yang asing lagi ditengah-tengah kaum muslimin, wallahua`lam. apa tujuan dilakukan hal tersebut?. Mungkin mereka menganggap yang demikian itu merupakan bentuk ibadah ataukah tujuannya untuk sebagai hiasan saja atau untuk menolak bahaya atau sebagai bentuk pengagungan mereka terhadap ayat- ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala ataupun untuk mencari barakah dan yang lainya. Maka berikut ini kita akan sampaikan penjelasan ulama dalam permasalahan ini. Berkata Syaikh Ibnu `Utsaimin Rahimahullah Ta`ala ; ” Setelah memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala …( dalam khutbah ini ) saya akan memperingatkan dua perkara yang berkaitan dengan Al Qur`anul Karim ; 1) Sesungguhnya sebagian besar mereka biasa menggantungkan tulisan-tulisan yang berisikan Al Qur`an didinding tempat duduk mereka/ pertemuan mereka, saya tidak tahu mengapa mereka melakukan tersebut . Apakah mereka melakukannya dalam rangka ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala? Jika demikian maka ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan perbuatan tersebut adalah bid`ah yang tidak pernah dilakukan para shahabat dan orang – orang yang mengikuti mereka dengan baik . Ataukah mereka menggantungkan ayat –ayat tersebut dalam rangka menolak kejelekan ? Maka perbuatan ini bukanlah perantara untuk menolak kejelekan dari mereka karena menolak kejelekan adalah dengan membaca Al Qur`an tersebut dengan lisannya sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ; نم أرق ةيأ ّيسركلا يف ةليل مل لزي هيلع نم هللا ظفح و ال هبرقي ناطبش ّىتح حبصي ( هاور يراخبلا يئاسنلاو نع يبأ ةريره ) “Barang siapa yang membaca ayat kursi pada malam hari maka senantiasa dia akan mendapatkan penjagaan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan syaithan tidak akan mendekatinya sampai pagi hari “. ( HR . Imam Bukhari dan An Nasai dari shahabat Abi Hurairah ) Jadi menggantungkan ayat kursi / yang lainnya dari ayat-ayat Allah tidak akan bermanfaat bagi mereka sedikitpun . Ataukah mereka melakukannya dengan tujuan untuk mencari berkah dengan Al Qur`an dengan cara seperti itu ? Maka cara semacam ini tidaklah disyari`atkan bahkan merupakan perkara baru yang diada – adakan , telah bersabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ; و ّلك ةعدب ةلالض ) هاور نبا هجام و دمحأ و امهريغ ) Artinya ; dan setiap bid`ah adalah kesesatan . Sesungguhnya cara bertabaruk dengan Al Qur`an adalah dengan membacanya dengan sebenar-benarnya , melafadzkan dengan lisannya ,mengimani dalam hatinya dan mengamalkan dengan anggota tubuhnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ; َنيِذَّلا ُمُهاَنْيَتَآ َباَتِكْلا ُهَنوُلْتَي َّقَح ِهِتَواَلِت َكِئَلوُأ َنوُنِمْؤُي ِهِب ْنَمَو ْرُفْكَي ِهِب َكِئَلوُأَف ُمُه َنوُرِساَخْلا “Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi”. (QS , Al Baqarah 121 ) Inilah jalannya orang- orang mukmin , membaca Kitabullah dan tidak menggantungkannya didinding dan didalam museum. Ataukah mereka yang menggantungkannya tersebut mengnginkan untuk mengingatkan manusia terhadap Al Qur`an apabila mengangkat kepala kearahnya ? Akan tetapi apabila engkau lihat dalam kenyataannya maka tidaklah engkau dapatkan pengaruhnya karena mungkin dalam majelis-majelis itu tidak ada seorangpun yang mengangkat kepalanya membaca ayat tersebut atau untuk memikirkan apa yang terkandung di dalamnya dari hokum- hukum dan rahasia- rahasia . Ataukah mereka yang menggantungkan ayat-ayat yang mulia itu sekedar menggantungkan saja (tanpa maksud apa-apa ) atau untuk tujuan keindahan pandangan ? Sesungguhnya tidaklah pantas menjadikan Al Qur`an sebagai sesuatu yang sia-sia . Tidak pantas pula hanya sebagai hiasan saja , Al Qur`an terlalu mulia dan terlalu agung kedudukannya antuk dijadikan semua itu . Kemudian sesungguhnya menggantungkan Al Qur`an tersebut adalah perkara yang dilarang Aku tidak menyangka ada seorangpun yang tidak mengetahuinya . Sesungguhnya majelis-majelis yang digantung didalamnya Al Qur`an terkadang merupakan majelis sia-sia yang diharamkan , karena terkadang didalamnya dilakukan ghibah ,kedustaan , caci-maki dan perbuatan haram yang lainnya . Terkadang pula engkau dengar suara musik dan nyanyian yang haram dimajelis-majelis tersebut .Maka perbuatan-perbuatan ini jelas merupakan sikap mengolok-olok terhadap Kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena digantungkan di atas kepala-kepala hadirin dalam keadaan mereka berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dihadapan ayat-ayat Kitabullah . Kita memohon ampun dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap hal yang demikian ini . Karena itu Aku menyeru kepada segenap saudara kita yang mengantungkan ayat-ayat Al Qur`an untuk melepaskannya karena perbuatan seperti ini tidaklah pantas untuk dilakukan apapun tujuannya . 2) Adapun perkara yang kedua yang ingin saya peringatkan dan saya khususkan hal ini kepada para penulis yang biasa menulis ayat-ayat Al Qur`an yang mulia untuk orang lain di kertas- kertas atau yang lainnya . Para penulis itu biasa menggunakan bentuk khat (tulisan) selain khat `Utsmani . Mereka menjadikan tulisan- tulisan ini dalam bentuk seni lukis / ukir ( kaligrafi ), sampai- sampai saya mendengar sebagian dari mereka ingin menulis firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ُرِّوَكُي َلْيَّللا ىَلَع ِراَهَّنلا ُرِّوَكُيَو َراَهَّنلا ىَلَع ِلْيَّللا …Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam …( QR.Az Zumar: 5 ) Maka dia menulis huruf wawu(و) seolah-olah seperti lingkaran sementara dia menginginkan menulis Al Qur`an sesuai dengan apa yang ditunjukan dari maknanya. Hal ini jelas keharamannya tanpa keraguan . Karena lafadz-lafadz Al Qur`anul Karim tidak pantas untuk dijadikan bentuk yang samar yang mana pada sisi ini ingin ditampakkan sisi kejeniusan penulisnya atau dibuat dengan bentuk yang akan memalingkan pandangan pada seninya ( bukan pada ayat-ayat Al Qur`an ) karena Al Qur`an bukanlah untuk dijadikan hiasan dan lukisan / ukiran. Dan siapa yang padanya ada tulisan yang demikian maka hendaklah dia membakar atau menghapusnya agar supaya ayat-ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak dijadikan sebagai bahan permainan / olok- olokan . Para `ulama Rahimahumullah telah berselisih dalam tiga pendapat tentang boleh tidaknya menulis Al Qur`an dengan selain khat `Utsmani sekalipun untuk anak-anak . Adapun menulis Al Qur`an dengan bentuk seni lukis / ukir kaligrafi ( sehingga sulit di baca atau dapat menyebabkan keliru dalam membacanya ) tidak ragu lagi keharamannya . Maka wajib bagi kita, wahai saudara- saudara sekalian untuk menghormati kitabullah, mengagungkannya dan menjadikannya sesuai dengan tujuan diturunkannya yakni sebagai nasehat, obat penyembuh bagi penyakit dalam dada ,petunjuk dan rahmat bagi orang- orang yang beriman .Dengarkan hikmah diturunkannya Al Qur`an dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ; ٌباَتِك ُهاَنْلَزْنَأ َكْيَلِإ ٌكَراَبُم اوُرَّبَّدَيِل ِهِتاَيَآ َرَّكَذَتَيِلَو وُلوُأ ِباَبْلَأْلا “ Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat- ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran “(QS. Shad 29 ) Tidaklah Al Qur`an turun untuk dipajang di dinding dan tidaklah turun untuk dijadikan lukisan / ukiran dalam penulisanya . Ketahuilah, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala merahmati kalian, bahwasannya sebaik-baik ucapan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam . Sedangkan sejelek-jelek perkara adalah bid`ah, Ketahuilah setiap biid`ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya adalah neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BLOG SAHABATKU B*C



HADITS SHAHIH
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَنْحَنِى بَعْضُنَا لِبَعْضٍ قَالَ « لاَ ». قُلْنَا أَيُعَانِقُ بَعْضُنَا بَعْضًا قَالَ لاَ وَلَكِنْ تَصَافَحُوا
Dari Anas bin Malik, Kami bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, apakah sebagian kami boleh membungkukkan badan kepada orang yang dia temui?”. Rasulullah bersabda, “Tidak boleh”. Kami bertanya lagi, “Apakah kami boleh berpelukan jika saling bertemu?”. Nabi bersabda, “Tidak boleh. Yang benar hendaknya kalian saling berjabat tangan” (HR Ibnu Majah no 3702 dan dinilai hasan oleh al Albani).

HITAM DI DAHI PERLU DI WASPADAI
SELAMAT ULANG TAHUN
14 SUMBER BEBERAPA MACAM PENYAKIT
DUA AYAT DI MALAM HARI
TAMBAHAN LAFAD SAYYIDINA
SHALAT YG PALING BERAT DI ANTARA 5 WAKTU
CARA SHALAT BAB BACAAN TASYAHUD AKHIR
LARANGAN MENCACI WAKTU/MASA
UNTUK PARA SUAMI
KESALAHAN KESALAHAN PADA SHALAT JUMA'T
DAHSYAT NYA SURAH AL-IKHLAS
TATA CARA BERDO'A SESUAI TUNTUNAN
PELIHARA JENGGOT ADALAH PERINTAH
BERBAGI CINTA DAN ILMU UNTUK KITA DAN SAHABAT
Terbentuknya Jagat Raya Menurut Pandangan Al-Quran